KHUTBA SATU TAHUN
الما ل و البنون زينة الحياة الدنيا و الباقيات الصالحات خير عند ربك ثوابا وخير أملا.
واعلموا انما اموالكم واولادكم فتنة وان الله عنده اجر عظيم.
Sesungguhnya kita hidup dalam bulan yang sangat agung dan mulia, yaitu bulan Rabu’ul Awwal. Bulan dimana telah terlahir didunia, insanul kamil, yang teragung dan tersempurna, yang pernah hidup dan ada dialam dunia, yakni Nabi Muhammad Saw. Beliau manusia paling mulia yang dilengkapi dengan kesempurnaan jiwa, akhlaq, dan akalnya. Kehadiran beliau yang disifati dengan berbagai kesempurnaan ini, dimaksudkan agar beliau menjadi panutan, menjadi teladan, serta menjadi “idola generasi masa kini”, yang mana waktu silih berganti, yang semakin hari, ajaran dan aqidah islam makin terkikis dengan adanya era globalisasi
Dari segi kelahiran beliau saja sudah diungkapkan sebagai rahmatan lil ‘Alamin. Hal ini jelas diungkapkan oleh Al-Qur’an. wa ma arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin.
Secara sederhana kata rahmat diartikan sebagai keuntungan, keberkahan, kebaikan dan kesejahteraan dalam segala bidang kehidupan, baik menyangkut bidang agama, sosial, ekonomi, politik, seni budaya, ilmu pengetahuan maupun bidang yang lain.
Disisi lain beliau juga menyatakan bahwa diri beliau sebagai penyempurna terhadap akhlaq manusia. Dan ketika Siti Aisyah, istri Rasul ditanya para sahabat, bagaimana akhlaq Rasul? Siti Aisyah pun menjawab bahwa Akhlaq Rasul adalah Al-Qur’an.
Siapa lagi yang akan kita jadikan contoh dan panutan, kalau tidak Nabi??
Beliau menjadi seorang anak, suami, ayah, kakek dan sahabat yang tak pernah diragukan lagi. Semua kalangan mengakui siapa nabi baik kawan maupun lawan semua segan terhadap Nabi.
Dari sisi akhlaq, Akhlaq Rasul telah diakui oleh para peneliti sebagai akhlaq yang paling unggul dibandingkan dengan lainnya. Salah satu pemikir islam era kontemporer adalah Abu A’la al-Maududi melukiskan kepribadian Rasul sebagai satu-satunya pribadi yang memiliki keunggulan kualitas.
Pada khutbah kali ini, khotib tidak perlu mengungkap secara kronologis sejarah perjuangan beliau secara berurutan, karena sebulan tidak akan pernah cukup kita mengungkap hasil perjuangan Rasul bila di ungkap satu persatu. Oleh karena itu pada kesempatan ini khotib lebih menitikberatkan pada sesuatu yang dihasilkan oleh Rasulullah, satu diantaranya adalah pada sisi pendidikan yang dapat kita ambil dari hikmah maulid ini.
Ketika kita melihat fenomena yang terjadi dalam kehidupan kita, tentu kita akan banyak melihat hal yang menarik untuk kita cermati dan kita eveluasi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Satu diantaranya adalah bagaimana pola pendidikan yang telah kita terapkan dalam kelurga kita, pada anak-anak kita.
Salah satu idaman yang dapat mempengaruhi kebahagiaan orang tua adalah bila anak-anak yang dianugerahkan Allah SWT. kepadanya menjadi anak-anak yang baik, yang berbakti kepada orang tua. Hal ini yang mendorong orang tua untuk berusaha mewujudkan cita-cita agar anak-anak mereka menjadi anak yang baik dan shalih dengan mendidik mereka dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan petunjuk dan bimbingan Rasulullah.
Pembentukan identitas anak menurut Islam dimulai jauh sebelum anak diciptakan. Islam memberikan berbagai syarat dan ketentuan pembentukan keluarga sebagai wadah yang akan mendidik anak sampai umur tertentu. Keluarga merupakan wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan pengembangan anak. Jika suasana dalam keluarga itu baik dan menyenangkan, maka anak akan tumbuh dengan baik pula.
Muhammad Taqi Falsafi mengakui bahwa lingkungan keluarga diibaratakan sebagai sekolah yang mampu mengembangkan potensi tersembunyi dalam jiwa anak dan mengajarkan keadaannya tentang kemuliaan dan kepribadian, keberanian, kebijaksanaan, toleransi, kedermawanan, serta sifat-sifat mulia lainnya. Oleh karena itu anak membutuhkan orang yang tepat dalam membina dan mengarahkan semua kreatifitasnya.
Keluarga adalah unit kecil dari struktur masyarakat. Dari situlah masyarakat dan bangsa terbentuk. Baik tidaknya suatu masyarakat ditentukan oleh baik tidaknya keadaan keluarga pada masyarakat tersebut. Oleh karena itu apabila kita menghendaki terwujudnya suatu masyarakat yang baik, tertib dan diridlai Allah, mulailah dari keluarga.
Kita perhatikan apabila ada keluarga yang kurang berfungsi sebagaimana mestinya, keluarga tak ubahnya terminal; para anggotanya datang dan pergi begitu saja. Tak ada komunikasi, tak ada kehangatan, tak ada suasana yang menyenangkan, bahkan kadang kala suasananya seperti di neraka.
Islam mengajarkan bahwa pendidik pertama dan utama yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak adalah kedua orang tua. Islam memerintahkan orang tua untuk mendidik diri dan keluarganya, terutama anak-anaknya, agar mereka terhindar dari azab yang pedih.
Ayat al-Qur’an telah menandaskan:
يا ايها الذين أمنوا قوا انفسكم و اهليكم نارا وقودها الناس والحجارة.
Terkait dengan peran dan tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak, Ibn Qayyim al-Jauziyyah menegaskan bahwa Allah SWT pada hari kiamat akan meminta pertanggungjawaban setiap orang tua terhadap apa yang telah mereka lakukan terhadap anak mereka terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena dengan alasan bahwa wasiat Allah untuk orang tua lebih dahulu datang dari pada wasiat Allah terhadap anak dalam memperlakukan orang tua.
Ibnu Umar meriwayatkan:
كلـكم راع وكلـكم مسـؤول عـن رعيته
Terkait dengan perintah Nabi SAW agar orang tua menanamkan tatakrama yang luhur kepada anak dengan cara yang baik serta memuliakan mereka, diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
عن أنس بن مالك يـحدث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال اكرموا اولادكم واحسنوا ادبهم (رواه ابن عباس)
Implikasi Teknologi
a) Sekolah
Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik yang merupakan lingkungan baru bagi anak sekaligus sebagai tempat bertemunya ratusan anak dari berbagai latar belakang social dan lingkungan sehingga mereka membawa berbagai macam pemikiran, adat kebiasaan dan karakter kepribadian maka pergaulan dan hubungan interaksi memberi pengaruh yang sangat urgen sebab akan meniru dan belajar dari teman-teman sekolah. Sehingga pendidikan disebut sebagai institusi social.
b) TV, Internet, dan HP
c) Teman / Sahabat
Teman memiliki peran dan pengaruh besar dalam pendidikan sebab teman mampu membentuk prinsip dan pemahaman yang tidak bisa dilakukan kedua orang tua. Apabila teman merupakan anak yang baik, kemungkinan besar anak akan mengikuti jejak teman. Begitu juga sebaliknya, sehingga Nabi memperingatkan dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
الرجل على دين خليله فلينظر احدكم من يخا لل
d) Masyarakat
Masyarakat dapat diartikan sebagai komunitas yang amat heterogen dengan berbagai aspeknya. Didalamnya terdapat kegiatan dalam bidang agama, sosial, ekonomi, politik, seni budaya, ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Semua hal tersebut merupakan lingkungan yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan pendidikan.
Dengan peringatan maulid Nabi, umat islam bisa mengambil pelajaran berharga dari sejarah hidup Rasulullah saw dan shahabatnya, Bahkan sebagian mereka yang ada tidak mengenal islam kecuali hanya namanya saja. Mereka tidak mengetahui nama-nama keluarga Rasul, sebagaimana mereka sangat mengenal nama-nama para aktor, artis dan selebritis.
Para hadirin....coba.?!, siapa yang tidak mengenal Acnes Monica, Shopia Alajuba, Inul Daratista sampai Tukul Arwana...tetapi mereka lupa siapakah siti fathimah dan bagaimana kisah teladan Siti Khotijah.Mereka tidak mengenal nama-nama para shahabat Rasul sebagai mana mereka sangat hafal nama-nama atlit olah raga, khususnya sepak bola, satu persatu dengan detail mereka menyebutkan pemain-pemainnya, Ronaldo, Ronaldinho, Leo Martino, Valentino Rossi, Susi Susanti, Maria Sharaphova bahkan tinju kelas dunia, tetapi mereka tidak tahu siapakah nama asli Abu Hurairah, bagaimanakah perjuangan Abdullah bin Mas’ud, Zaid bin Tsabit,Ubay bin Ka’ab dalam penulisan Al Qur’an..?
Akhirnya dapat dikatakan, jika ingin membangun manusia seutuhnya, yang membawa kepada kehidupan bahagia di dunia dan akhirat, maka pembangunan seluruh dimensi manusia perlu diwujudkan secara terpadu, serentak dan adil. Setidaknya ada beberapa hal yang dapat dipetik dari kegiatan yang diselenggarakan oleh lingkungan keluarga, antara lain: belajar dalam lingkungan keluarga akan mendukung terhadap terciptanya lingkungan yang lebih komunikatif antar anggota keluarga, belajar di rumah mendukung terhadap proses kematangan anak (aqidah, moral, fisik, social, intelaktual, dan psikis), hambatan belajar anak, baik secara fisik maupun psikis, relative lebih cepat diketahui dan dipecahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar